19.11

kepompong ramadhan

Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu

Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang

dijalani hidup kita. Maka, jangan sampai disia-siakan.



*Ahlan Wasahlan Yaa Ramadhan!* Selamat datang wahai penghulu segala bulan. Bulan

penuh barakah yang disucikan Allah. Di bulan ini, Allah SWT menjanjikan akan

menjamu semua hamba yang beriman. Sedemikian dahsyatnya jamuan Allah,

sampai-sampai siapa pun yang melewati Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya, maka

Allah akan menjamin keselamatannya dunia akhirat.



Seperti halnya anak kecil yang sangat gembira jika mendapat hadiah, maka

demikian juga dengan kita. Pada bulan Ramadhan ini sungguh banyak "hadiah" yang

telah Allah siapkan untuk kita, jika kita mampu

meningkatkan mutu ibadah di

bulan ini. Maka, alangkah bijaknya jika kita memanfaatkan bulan suci ini sebagai

sarana peningkatan amal ibadah kita kepada Allah. Kita jadikan bulan ini sebagai

sarana meraih derajat ketakwaan.



Pada bulan mulia ini, kita dianggap sebagai tamu Allah. Dan sebagai tuan rumah,

Allah sangat mengetahui bagaimana cara memperlakukan tamu-Nya dengan baik.

Walaupun demikian, Allah hanya akan memperlakukan kita dengan baik jika kita

tahu adab dan berakhlak sebagai tamu-Nya. Salah satunya dengan menjaga shaum

kita sesempurna mungkin. Tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga belaka

tetapi juga menjaga seluruh anggota tubuh serta .



Mari kita perbaiki segala kekurangan dan kelalaian akhlak kita sebagai tamu

Allah, karena tidak mustahil Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan terakhir yang

dijalani hidup kita. Jangan sampai disia-siakan. Bulan Ramadhan adalah bulan

pelatihan, bulan *training

center* yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk

membuat akhlak dan pribadi kita menjadi lebih indah. Ibarat sebuah kepompong,

bulan Ramadhan ini harus menjadi sarana bagi kita untuk meningkatkan kualitas

diri. Kita lihat kepompong, bermula dari ulat yang menjijikan, kemudian

berproses dan akhirnya keluarlah kupu-kupu indah yang beterbangan kian kemari

menambah indahnya sebuah taman.



Ramadhan merupakan sebuah kesempatan yang telah Allah berikan bagi kita untuk

memperbaiki sikap dan perilaku kita. Jadi, gunakanlah Ramadhan kali ini secara

efektif guna meningkatkan kualitas ibadah. Sebab kita tidak tahu kapan jatah

kita akan berakhir. Waktu terus berlalu dan jatah dari hari ke hari semakin

berkurang. Jangan sampai kita menjadi orang yang bodoh dengan menyia-nyiakan

saat berharga di bulan mulia ini dengan melalaikan ibadah. Pantang bagi kita

menyia-nyiakan perpindahan detik demi detik di bulan mulia ini tanpa

amalan

apapun. Ramadhan ini sungguh sangat berharga bagi kita sehingga kita harus

memperhitungkan agar setiap ucapan, pikiran, dan perilaku kita menjadi amal

saleh.



Mari kita isi Ramadhan ini dengan amal ibadah. Segala aktivitas kita bisa

benilai ibadah jika didasari niat yang benar dan caranya juga benar. Gunakan

bulan Ramadhan ini sebagai sarana peningkatan kualitas keilmuan kita. Salah satu

caranya, kita dapat membuat skala prioritas. Pertama, manajemen, waktu kita

harus terkendali dengan baik sehingga semua kativitas kita dapat tererncana dan

tidak mubadzir. Kedua, kita harus meningkatkan kualitas dan kuantitas amal

ibadah. Misalnya saja shalat. Sebetulnya shalat khusyuk itu tidak susah, sebab

yang susah adalah membulatkan tekad untuk khusyuk.



Pada sepuluh hari terakhir, kita upayakan untuk merenung dan menjerit kepada

Allah memohon ampunan dengan melakukan itikaf. Demikian juga dengan sedekah,

Allah

menjamin akan melipatgandakan pahala dan rezeki bagi kita jika kita ikhlas

dalam bersedekah. Tidak akan ada seorang pun yang menjadi miskin karena

menikmati hidup ini dengan bersedekah.



Tentu saja kemampuan ekonomi di antara kita berbeda-beda. Namun harus dipahami,

bahwa sedekah itu tidak diukur dari besar kecilnya, tapi optimalisasi yang kita

lakukan. Yang paling penting kita harus meningkatkan kemampuan kita bersedekah

dengan apapun yang ada pada diri kita. Mulailah dari yang paling murah dan

meriah, yaitu senyum. Saya kira ini gratis. Mengapa kita tidak membahagiakan

orang lain dengan senyuman yang tulus?



Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan senantiasa melimpahkan hidayah-Nya sehingga

setelah 'kepompong' Ramadhan ini kita masuki, kita kembali pada ke-fitri-an

bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana seekor ulat bulu yang keluar menjadi

seekor kupu-kupu yang teramat indah dan mempesona. Amin. *Wallahu

a'lam*



( KH Abdullah Gymnastiar )